Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Krisis Kritik

Kita mengenal Sekolah Frankfurt yang dilatarbelakangi oleh semangat Renaissance sebagai manisfestasi atas budaya kritik. Para inisiatornya, Hockheimer maupun Adorno bertolak dari gagasan Marxisme yang kian lama semakin tak sehat. Mereka hidup pada sebuah masa di mana komunisme dan fasisme merebak, di mana negara –toh pada akhirnya- menguasai rakyat sepenuh-penuhnya. Lagi-lagi kultur kritik memiliki kekuatannya untuk membaca jaman itu. Ini Tidak Benar! Demikian refleksi yang dipertentangkan. Bagi kritik, sebuah ideologi –dan atau teori- tak dapat direduksi menjadi sekedar nilai-nilai pakem (dogma) yang semakin parah jika dikawinkan dengan kekuasaan. Retorika itu bisa berbahaya, akhirnya peran ideologi sebagai pisau analisis fenomena sosial-kultural-politik-ekonomi justru mengalami dekadensi. Sebuah teori memang tak boleh menjadi norma yang mutlak, karena norma sebuah teori ada pada kritiknya.              Nah, bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah melakukan kritik atau sekedar laru